Mengapa Ada Haters
Pernah mendengar istilah haters? Ditilik dari bahasa Inggris, hate memiliki arti benci. Kata hate sendiri diperuntukkan untuk seseorang atau sesuatu yang tidak kita sukai. Misalnya saja I hate my friends, I hate my roommate, I hate eat rice, dan berbagai kalimat lain yang dapat Anda nyatakan atas ketidak sukaan terhadap sesuautu hal.
Kali ini saya ingin menulis mengenai haters yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti pembenci. Sebenarnya haters ini bisa dikatakan istilah yang baru muncul di masyarakat baik itu lokal sampai internasional. Haters dalam persepsi saya ditujukan kepada artis atau public figure yang menjadi public enemy. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan saya terbiasa menggunakan media sosial dan melihat beberapa akun gosip yang sering memberitakan selebriti sensasional denga hujatan dari para haternya.
Sebenarnya kita sendiri pun bisa memilih apakah akan menjadi haters atau tidak. Saya pribadi tidak memilih untuk menjadi haters namun juga tidak serta merta memuja public figur yang sedang disorot. Bagi saya, mengambil sisi positif seseorang dan membuang sisi negatifnya merupakan the best part yang saya lakukan dalam hidup ini.
Lalu mengapa ada haters dalam kehidupan sehari-hari? Berikut penjelasan saya yang bisa dijelaskan berdasarkan pengamatan:
- Tidak menyukai kepribadian serta gaya hidup seseorang
Misalnya saja ada seseorang yang selalu show off tentang kehidupan pribadinya mulai dari kekayaan, gaya hidup serta kebahagiaan bersama keluarganya. Lalu karena sering dibagikan melalui media sosial hingga disaksikan banyak orang, maka bisa jadi menimbulkan rasa iri. Rasa iri ini bisa datang dari seseorang yang bahkan tidak dikenal sama sekali oleh orang tersebut.
Sebenarnya tidak perlu menjadi selebritis atau public figure untuk memiliki haters. Kalian hanya perlu berkepribadian buruk lalu dipamerkan ke media sosial untuk mendapat insight negatif dari para netizen.
Saya pribadi tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh pengguna media sosial di luar sana. Apakah mereka mau pamer seluruh kekayaan atau pamer hal lain, bagi saya itu hak mereka. Namun kita tidak dapat mengatur perasaan netizen lain yang memang punya hobi berkomentar atas kehidupan orang lain.
- Ingin bersaing dan menyamai seseorang dalam hal segala bidang
Bisa jadi orang yang merasa tersaingi dengan prestasi orang lain akan menjadi iri dan akhirnya mulai menjadi pembenci atau haters. Si haters ingin selalu berkomentar atas hidup orang lain dikarenakan mungkin dia tidak bisa bersaing untuk bisa selevel dengan seseorang yang sedang show off itu.
Sejatinya hidup itu bagi saya tidak perlu berkompetisi. Kalau berkompetisi untuk memperbanyak ibadah sih sah-sah saja. Tapi ini di dunia, gaes. Untuk apa berkompetisi hanya sekadar ingin mendapat pengakuan dari sesama manusia.
- Seseorang yang pernah memiliki kesalahan di masa lalu
Hater ada bisa jadi karena seseorang pernah melakukan di masa lalu. Sebagai contoh, ada seorang public figure laki-laki di Indonesia yang pernah berjaya di tahun 2007an dan saat itu terlibat konflik dengan istrinya yang sudah diceraikan. Pasalnya laki-laki tersebut terlibat isu perselingkuhan dengan perempuan dan rumah tangganya sempat terjadi masalah hebat.
Hampir setiap hari berita mengenai selebriti selalu menayangkan kisah si public figure ini. Bayangkan betapa fenomenalnya kisah pasangan tersebut di masanya. Nah, karena perbuatan selingkuh si public figure ini, maka akhirnya banyak masyarakat yang membenci perbuatannya.
Ketika teknologi semakin canggih, media sosial tumbuh subur hingga akhirnya banyak bermunculan akun media sosial khusus para pembenci si lelaki tersebut. Daripada "nyampah' di akun media sosial public figure tersebut maka bagi sebagian netizen menganggap lebih baik berkata kasar di akun pembenci saja.
Bagaimana Menyikapi Adanya Haters
Seperti yang saya sebutkan di awal, kita tidak bisa mengatur perasaan orang lain agar sama dengan kita. Sama halnya dengan haters, kita tidak bisa membubarkan haters di muka bumi ini.
Yang harus kita lakukan dalam menyikapi adanya haters antara lain:
- Tidak mendukung dan menjauhi kegiatan tersebut. Biar bagaimanapun apa yang dilakukan oleh haters dengan berkomentar kurang sopan merupakan tindakan kurang baik. Jauhilah jika memang di sekitar Anda ada haters sekaligus tukang gosip.
- Jangan berdebat dengan para haters meskipun Anda berada di pihak yang netral. Saya akui tidak ada gunanya kita berdebat. Dalam agama yang saya anut saja yaitu Islam, disarankan dalam hadist Nabi untuk menjauhi perdebatan.
- Batasi penggunaan media sosial. Jadi tidak dipungkiri saya sering mlipir ke akun gosip di Instagram. Kadang menemukan komentar dari akun haters selebgram. Ingin rasanya saya komen balik ke akun haters tersebut untuk memberikan suatu pernyataan agar tidak mengurusi hidup orang lain. Namun seketika saya tersadar bahwa seseorang jika sudah membenci maka akan sulit melihat kebaikan orang lain dari sudut manapun.
Posting Komentar untuk "Mengapa Ada Haters"